Pages

Friday, December 16, 2011

Dampak Negatif Internet

DAMPAK NEGATIF INTERNET memang sangat kentara jika di lihat dan diamati lebih seksama, walaupun demikian tetap saja kalau menurut pendapat saya, internet lebih banyak membawa dampak positif dari pada dampak negatifnya. Tetapi kesempatn kali ini saya hanya ingin sedikit menulia tentang dampak negatif dari internet, tentunya tulisan ini sangat lah subjektif, untuk itu jika ada sesuatu yang salah mohon di maklumi.

Memang tidak dapat dipungkiri,bahwa selain internet membawa dampak positif, intenetpun membawah dampak negatif, nah dibawah ini adalah beberapa dampak negatif internet yang dapat saya informasikan kepada anda.

1. Pornografi
Banyak yang menganggap bahwa internet identik dengan pornografi, saya kira hal tersebut emmang tidak salah, mengingat internet dapat digunakan untuk kegiatan yang sifatnya porngrafi. Bayangkan saya dengan internet seseorang bias mengaksek homepage atau situs yang berisikan content khusus dewasa, artinya bahwa dengan kemudahan ini seseorang akan dengan mudah menemukan hal-hal yang berbau porno.

2. Perjudian
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya internet, sangat menguntungkan bagi pelaku perjudian, betapa tidak, perjudian di sekarang inis emakin makak, bahkan perjudian di internet diatus dengan sedemikian ruma sehingga seseorang yang melakukan judi dapat berada di tempat yang sangat jauh.

3. Penipuan
Penipuan terbilah cukup marak terjadi di internet, hal ini terjadi di karenakan adanya kemudahan transaksi tanpa-tatap muka yang kemudian berujung pada mudahnya seseorang di tibu oleh orang lain.

4. mengabaikan kehidupan social.
Adakalanya seseorang yang telah kecanduan internet, bisa saja menghiraukan social disekelilingnya, orang tersebut bisa terpaku seharian di internet tanpa tahu apa yang ada di lingkunagnnya, hal ini memang cukup berbahaya jika terjadi, untuk itulah jia anda seorang netter, sebisa mungkin luangkan waktu untuk sekedar berbincang atau bercakap-cakap dengan masyrakat sekitar.

5. Kecanduan internet.
Internetpun bisa menyebabkan ketergantungan (hal ini biasa terjadi ketika seseorang telah sangat suka terhadap jejaring social ataupun game online ) hingga mengakibatkan lupa waktu dalam kehidupannya.


Nah itulah sedikit tentang dampak negative internet, dampak negative internet sebenarnya dapat kita antisipasi dengan berbagai cara yang dapat kita fikirkan, dan semoga sedikit informasi mengenai dampak negative dari internet dapat bermanfaat. Oya selain dampak negatife, internetpun mempunyai dampak positif yang sangat banyak , nah ini dia dampak positif dari internet.

Kaimat dan Unsur-unsurnya

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan ujaran yang bermakna lengkap. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru, sedangkan dalam bahasa lisan berupa intonasi berhenti.
Unsur-unsur kalimat dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek(O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia_baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Fungsi unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.



1.Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahuan subjek dalam keadaan bagaimana atau sedang melakukan apa. SeIain menyatakan tindakan atau perbuata subjek (S), sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi, status, ciri atau jati diri S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga nomina atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:
(1) Ayah sedang tidur siang.
(2) Putrinya cantik jelita.
(3) Kota Jakarta dalam keadaan aman.
(4) Kucingku belang tiga.
(5) Robby mahasiswa baru.
(6) Ibunya penjual gado-gado.
(7) Mobilnya dua.
(8) Paman ke Jakarta.
Kata-kata yang dicetak miring dalam kalimat (1)—(8) adalah P.

Kalimat-kalimat di bawah ini bukan kalimat yang benar karena tidak memiliki P yang jelas.
(9) Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
(10) Kantor kami yang terletak di depan hotel.
(11) Jakrta yang terkenal sebagai kota metropolitan.
(12) Ina yang cantik itu.
(13) Paman yang ke Jakarta.
Karena belum mempunyai P yang jelas, rangkaian kata-kata yang cukup panjang di atas belum merupakan kalimat, melainkan masih merupakan frase (kelompok kata).

2. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek biasanya berupa kata/frase benda (nominal), klausa, atau frasa verbal.
Contoh :
(14) Meja Kepala Sekolah besar sekali.
(15) Ayahku sedang melukis.
(16) Yang berbaju biru paman saya
(17) Berjalan kaki menyehatkan badan
(18) Membangun jalan layang sangat mahal
(19) Kursi itu mahal.
(20) Rumahnya sangat besar.
(21) Motornya dua belas.

Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat (14) - (21) adalah S. S dapat berupa frase benda atau frase verba.
(22) Bagi siswa sekolah dilarang masuk
(23) Bagi yang belum membayar SPP dilarang ikut ujian.
(24) Di sini melayani resep obat generik.
(25) Memandikan adik di pagi hari.
(26) Demi cintaku padanya.
(27) Karena sakit keras.
(28) Untuk pembangunan memerlukan bbiaya banyak.
Contoh (22)-(28) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S yang jelas.

3. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif. yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada contoh di bawah ini.
a. Ina merancang gaun pesta.
b. Paman menggali sumur.
c. Juru masak menggoreng mie telor.
d. Ayah mencukur jenggotnya.
e. Tomas melompati pagar.
f. Kucingnya menerkam burung gereja.
Jika P diisi oleh verba intransitif. O tidak diperlukan. Dalam hal ini O tidak wajib hadir. Verba intransitif di bawah ini yang menjadi P dalam contoh tidak menuntut untuk dilengkapi.
a. Ncnck mandi.
b. Ayah tidur.
c. Tamunya pulang.
d. Adik makan.
e. Kucingnya mati.


4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nominal, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh perbedaannya di bawah ini.

a. Adik memainkan bola. (S P O)
Adik bermain bola. (S P Pel)
b. Ibu menjual gado-gado. (S P O)
Ibu berjualan gado-gado. (S P Pel)
c. Anton menghilangkan HP-nya. (S P O)
Anton kehilangan HP-nya. (S P Pel)

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa bila P verba berawalam {meN-}, maka diikuti O. Namun, bila P verbanya berawalan {ber-} atau {ke-} termasuk juga {ter-} makan diikuti Pel.
Namun demikian, tidak semua kalimat yang P-nya berawalan {meN-} selalu diikuti O. Contoh :

a. Wajahnya menyerupai Habibie. (S P Pel)
b. Idenya merupakan semangat antiperubahan. (S P Pel)

Dalam suatu kalimat, O dan Pel dapat muncul bersama-sama. Letak Pel adalah di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
a. WS Rendra membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
b.Ibu mendongengkan adik Cerita si Kancil.
c. Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
d. Ayahku mengirimi kakek kopiah bludru.
e. Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.

5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang S, P, O, dan Pel. Posisinya dapat di awal, di tengah, atau di akhir kaimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, ada 9 macam keterangan, yaitu :
a. Keterangan tempat,
Contoh :
(1) Ayah bekerja di kantor pos.
(2) Paman pergi ke Makasar.
(3) Iman Supandi dari Sumedang.
b. Keterangan waktu,
(1) Sekarang kita ke kantor guru.
(2) Ketika hujan deras, saya di stasiun Gambir.
(3) Sepulang dari sekolah, ia selalu ke bengkel ayahnya.
(4) Sebelum berangkat, mereka bersarapan pagi.
(5) Sepanjang tahun ini, dia dilarang ke luar rumah.
c. Keterangan alat,
(1) Ia memukul ular itu dengan kayu.
(2) Dengan api, kita menguji keaslian logam ini.
d. Keterangan tujuan,
(1) Demi cintanya, dia rela berkorban segalanya.
(2) Supaya naik kelas, kita harus rajin belajar.
(3) Bagi orang tuanya, masalah itu harus dilupakan.
e. Keterangan cara,
(1) Dengan jalan kaki, dia pergi ke sekolah.
(2) Secara berhati-hati, polisi membuka pintu rumahku.
f. Keterangan penyerta,
(1) Dengan adiknya, dia pergi ke Jakarta.
(2) Bersama orang tuanya, Imam melamar kekasihnya.
g. Keterangan similatif,
(1) Bagai tersambar petir, dia menerima berita itu.
(2) Seperti anjing dan kucing saja, jalinan persahabatan mereka.
h. Keterangan sebab,
(1) Ia tidak masuk sekolah, karena sakit.
(2) Dia tidak takut, sebab ayahnya pejabat.
i. Keterangan resiprokal (kesalingan)
(1) Ia dan kekasihnya mencintai satu dengan lainnya.
(2) Ali dan Amir memukul satu sama lainnya.

Mengelola Kebutuhan Pribadi Dengan Pemrioritaskan Kebutuhan

Menciptakan uang (bekerja untuk orang lain atau menjadi pengusaha yang menghasilkan uang) tidak semudah membelanjakan.

Bagi kita yang kurang bijaksana dalam mengatur keuangan pribadi, hasil kerja yang berupa gaji bisa habis dalam beberapa hari. Setelah habis bingung deh. Maka nya mengatur keuangan secara bijaksana itu perlu.
Besar kecil uang yang diperoleh berupa gaji, pendapatan atau laba perusahaan tidak menjadi ukuran dalam suksesnya mengatur keuangan. Yang berpendapatan kecil tetap masih bisa menyisihkan uang setiap bulan untuk ditabungkan. Yang berpenghasilan besar juga tidak membelanjakan secara berlebihan sehingga uang yang disisihkan semakin banyak untuk mengembangkan usahanya.
  1. Biasanya, kegagalan mengelola keuangan disebabkan oleh beberapa kesalahan seperti:
  2. Mempunyai kebiasaan menunda pembayaran bill.
  3. Menggunakan kredit card secara berlebihan (tidak ada kontrol).
  4. Tidak gemar menabung dan melakukan investasi.
  5. Mengunakan dana pinjaman untuk gonta-ganti mobil, barang elektronik dll.
  6. Menaruh telor dalam satu keranjang (menyimpan, menabung, investasi dalam satu tempat).
  7. Tidak mempunyai dana cadangan khusus bila terjadi kebutuhan mendadak.
  8. Tidak mengalokasikan dana untuk asuransi.

Tips bagaimana Mengelola keuangan Pribadi Dengan Prioritas Kebutuhan agar teman-teman sekalian bisa mengontrol keuangannya secara efektif.

1. Buat Perencanaan

Merencanakan pendapatan dan pengeluaran merupakan titik awal mengelola keuangan. Dengan perencanaan yang baik, kita dapat mengatur kebutuhan dan menentukan skala prioritas kebutuhan mana yang harus didahulukan untuk dipenuhi. Meskipun pada prakteknya seringkali tidak sesuai dengan perencanaan namun setidaknya dengan perencanaan kita akan lebih mudah mencapai tujuan.

• Tulis pos-pos rencana Pendapatan dan Pengeluaran dalam satu bulan
• Atur pengeluaran jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang
• Bedakan antara kebutuhan dan keinginan
• Buat skala prioritas, mana kebutuhan yang sangat penting, penting, kurang penting & tidak penting

2. Catat Pengeluaran harian
Mencatat pengeluaran secara detil dapat membantu kita untuk mengetahui mana pengeluaran yang memang perlu dan merupakan kebutuhan dan pengeluaran mana yang mana yang kurang perlu dan bisa dikesampingkan di hari kemudian.

3. Menabung
Dalam hal ini menabung dapat digolongkan dalam 2 bagian yaitu menabung di dunia untuk berjaga-jaga atas kebutuhan yang mendesak dan menabung untuk akherat berupa harta yang kita nafkahkan di jalan Allah sebagai investasi kita untuk masa depan yang abadi. Investasi akherat tidak akan pernah merugi bahkan akan berlipat ganda tak hanya di akhirat nanti tapi juga akan menambah rizki kita di dunia. Kedua tabungan ini harus kita usahakan pemenuhannya supaya ketenangan hidup kita bertambah.

• Tentukan tujuan menabung
• Lakukan di awal bulan, jangan menunggu sisa krn biasanya manusia sulit menahan diri utk tdk menghabiskan uang
• Gunakan segala macam cara : bank, celengan, asuransi, obligasi dll
• Jangan meremehkan uang receh. Kata pepatah ”Berdikit-sedikit lama-lama menjadi bukit.” Bahkan dengan menabung secara rutin dan istiqomah seorang tukang becak bisa menunaikan ibadah haji.

4. Manajemen Hutang
Sebelum memutuskan untuk berhutang, sebaiknya perhatikan lebih dahulu, untuk apa kita berhutang? Kalau hanya sekedar memenuhi keinginan sesaat saja, maka sebaiknya jangan berhutang. Keinginan untuk hidup enak sesaat sering mengabaikan dampak jangka panjang. Akan tetapi hutang yang diambil haruslah sejalan dengan tujuan masa depan yang telah ditentukan, mesilanya kredit pemilikan rumah atau mobil.

• Teliti sebelum berhutang. Bedakan keinginan dan kebutuhan.
• Untuk apa hutang tersebut digunakan
• Berapa besar hutang yang ingin dan mampu di ambil

5. Hemat dan Sederhana
Hemat tidak sama dengan pelit, sederhana tidak berarti menderita. Membelanjakan harta secara sederhana berarti membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan(boros) namun tidak pelit. Sikap ini bersifat relatif, tidak sama antara satu orang dengan orang lain karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Misalnya mobil kijang merupakan barang yang sederhana bagi seorang ketua MPR, namun bagi seorang pegawai rendahan bisa menjadi benda yang sangat mewah dan berlebihan. Begitu juga dengan communicator atau IPhone, bagi seorang eksekutif yang setiap hari harus berhubungan dengan dunia internet merupakan hal yang wajar. Namun bagi seorang remaja yang masih gaptek dan hanya membeli HP untuk keperluan nelpon dan SMS maka IPhone merupakan benda yang sangat mewah. Intinya sederhana atau mewah tidak terletak pada mahalnya harga suatu barang, namun pada siapa pemiliknya dan apa kebutuhannya.
Sederhana tidak berarti harus mengenakan pakaian yang usang dan bertambal, HP yang sudah sering drop atau mengendarai motor yang jago mogok. Sepanjang kita mempunyai dana maka tidak terlarang untuk membelanjakan harta untuk membeli hal yang memang kita perlukan. Rasulullah mempunyai seekor unta merah yang hebat, sekelas dengan mobil mewah Jaguar. Rasulullah juga mempunyai sebuah pedang yang bagus dan kuat. Namun hal ini tidak mengurangi kesederhanaan Rasulullah karena memang beliau membutuhkannya. HP sering drop bisa menghambat dakwah karena susah dihubungi, motor yang sering mogok malah berbiaya tinggi karena harus sering keluar masuk bengkel, Pakaian yang sudah usang bisa menjadi bahan omongan orang. Jadi tempatkanlah segala sesuatu dengan sebagaimana mestinya.

6. Ukur kemampuan diri
Jangan bergaya hidup mewah padahal kita tidak mampu. Bahkan Rasulullah selalu hidup sederhana meskipun beliau bisa hidup mewah jika beliau ingin. Tidak perlu gengsi krn barang-barang kita tidak bermerk, murahan atau sedikit kuno sepanjang masih bisa berfungsi dengan baik dan bisa menunjang kegiatan kita it’s OK.

7. Cari Penghasilan Sampingan
Gali dan kembangkan keahlian dan hobi yg kita miliki, jadikan sebagai peluang untuk mendapatkan maisyah/penghasilan. Tidak perlu mengeluh karena kekurangan modal. Sepanjang ada kemauan untuk maju, maka Allah pasti akan memberikan jalan.

8. Ingat, lifesytle = expense. Ingin tahu apakah gaya hidup anda telah sesuai dengan penghasilan? Periksa kembali pos pengeluaran rutin dan non-rutin anda. Jika tidak sesuai, lakukan pemangkasan pengeluaran anda sekarang juga.

9. Be a smart shopper. Berpikirlah 10x sebelum anda mengeluarkan uang. Apakah sudah benar-benar perlu dan telah sesuai dengan kebutuhan ? Apakah barang yang saya beli termasuk barang produktif atau konsumtif ?

10. Saat yang tepat untuk berbelanja adalah saat barang yang anda butuhkan sedang ada discount. Namun harus diingat yang terpenting, adalah barang yang memang anda butuhkan dan sudah dianggarkan. Dengan demikian anda dapat saja melewati toko yang sedang sale besar-besaran tanpa harus masuk dan berbelanja jika tidak sedang membutuhkannya.

11. Jangan abaikan pengeluaran-pengeluaran yang bersifat sepele dan berjumlah kecil akan tetapi teratur/sering. Tanpa sadar, jika ditotal selama sebulan ternyata jumlahnya tidak sedikit dan cukup menguras kantong kita. Hal ini harus dihilangkan.

12. Penting untuk diingat, kartu kredit bukanlah extra money. Jika menggunakan kartu kredit, pastikan bahwa memang uang untuk membayar tagihan sudah ada dalam budget anda. Dengan begitu, pasti dapat anda penuhi tepat waktu.

13. Tantangan terbesar dalam mengelola keuangan ialah memperkecil expense (menyederhanakan lifesytle), dan memperbesar income anda. Jika hal ini dapat dilakukan secara konsisten dan disiplin, niscaya keberhasilan dalam mengelola keuangan anda dengan mudah akan terwujud.

sumber:
http://blakesadut.blogspot.com/2011/12/mengelola-keuangan-pribadi-dengan.html
http://ariefsz.blogspot.com/2011/12/mengelola-keuangan-pribadi-dengan.html
http://stevenwahid.blogspot.com/2011/11/mengelola-keuangan-pribadi-dengan.html

Wednesday, November 9, 2011

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA DAN BAHASA NASIONAL



Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang berbeda, walaupun dalam praktiknya dapat saja muncul secara bersama-sama dalam satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.

Bahasa Indonesia dikenal secara luas sejak "Soempah Pemoeda", 28 Oktober 1928, yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Pada saat itu para pemuda sepakat untuk mengangkat bahasa Melayu-Riau sebagai bahasa Indonesia. Para pemuda melihat bahwa bahasa Indonesialah yang berpotensi dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas ratusan suku vangsa atau etnik. Pengangkatan status ini ternyata bukan hanya isapan jempol. Bahasa Indonesia bisa menjalankan fungsi sebagai pemersatu bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasaIndonesia di tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan.

Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan ini, kepentingan nasional diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.

Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antardaerah antarbudaya. Tetapi, berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Setiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat bepergian ke pelosok-pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalamn fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah antarbudaya. Semuanya terjadi karena bertambah baiknya sarana perhubungan, bertambah luasnya pemakaian alat perhubungan umum, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antarsuku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif sendiri.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mulau dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Dalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan nasional atau lambang kebangsaan. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia. Rasa kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia ini pun terus dibina dan dijaga oelh bangsa Indonesia. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia dijunjung tinggi di samping bendera nasional, Merah Putih, dan lagu nasional bangsa Indonesia, Indonesia Raya. Dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri sehingga serasi dengan lambang kebangsaan lainnya. Bahasa Indonesia dapat mewakili identitasnya sendiri apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, yang memang benar-benar tidak diperlukan, misalnya istilah/kata dari bahasa Inggris yang sering diadopsi, padahal istilah.kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Sejalan dengan fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya, bahasa Indonesia telah berhasil pula menjalankan fungsinya sebagai alat pengungkapan perasaan. Kalau beberapa tahun yang lalu masih ada orang yang berpandangan bahwa bahasa Indonesia belum sanggup mengungkapkan nuansa perasaan yang halus, sekarang dapat dilihat kenyataan bahwa seni sastra dan seni drama, baik yang dituliskan maupun yang dilisankan, telah berkembang demikian pesatnya. Hal ini menunjukkan bahwa nuansa perasaan betapa pun halusnya dapat diungkapkan secara jelas dan sempurna dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kenyataan ini tentulah dapat menambah tebalnya rasa kesetiaan kepada bahasa Indonesia dan rasa kebanggaan akan kemampuan bahasa Indonesia.

Dengan berlakunya Undang-undang Dasar 1945, bertambah pula kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Dokumen-dokumen, undang-undang, peraturan-peraturan, dan surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia. Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara, bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pagawai baru, kenaikan pangkat, maupun pemberian tugas atau jabatan tertentu pada seseorang. Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesia.

Dalam kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa formal lainnya. Misalnya, surat-menyurat antarinstansi pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan, lokakarya masalah pembangunan nasional, dan surat dari karyawan atau pagawai ke instansi pemerintah. Dengan kata lain, apabila pokok persoalan yang dibicarakan menyangkut masalah nasional dan dalam situasi formal, berkecenderungan menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di antara pelaku komunikasi tersebut terdapat jarak sosial yang cukup jauh,misalnya antara bawahan - atasan, mahasiswa - dosen, kepala dinas - bupati atau walikota, kepala desa - camat, dan sebagainya.

Akibat pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV, Pasal 36, UUD 1945, bahasa Indonesia pun kemudian berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Di samping sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam hubungannya sebagai bahasa budaya, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitas sendiri, yang membedakannya dengan kebudayaan daerah. Saat ini bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan semua nilai sosial budaya nasional. Pada situasi inilah bahasa Indonesia telah menjalankan kedudukannya sebagai bahasa budaya. Di samping itu, dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuna dan teknologi (iptek) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan iptek dan pemanfaatannya kepada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti perkembangan dan penerapan iptek. Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai bahasa ilmu. Bahasa Indonesia oun dipakai bangsa Indonesia sebagai alat untuk mengantar dan menyampaian ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan.

Bahasa Indonesia berfungsi pula sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai dengan lembaga pendidikan tertinggi (perguruan tinggi) di seluruh Indonesia, kecuali daerah-daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Di daerah ini, bahasa daerah boleh dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia. Karya-karya ilmiah di perguruan tinggi (baik buku rujukan, karya akhir mahasiswa - skripsi, tesis, disertasi, dan hasil atau laporan penelitian) yang ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah mampu sebagai alat penyampaian iptek, dan sekaligus menepis anggapan bahsa bahasa Indonesia belum mampu mewadahi konsep-konsep iptek.

Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Negara

Sebagai Bahasa Nasional

1.Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.

Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakan nya bahasa indonesia dalam bulir-bulir Sumpah Pemuda. Yang bunyinya sebagai berikut :
“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe, Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”

2. Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan masih digunakannya Bahasa Indonesia sampai sekarang ini. Berbeda dengan negara-negara lain yang terjajah, mereka harus belajar dan menggunakan bahasa negara persemakmurannya. Contohnya saja India, Malaysia, dll yang harus bisa menggunakan Bahasa Inggris.

3. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.

Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam berbagai macam media komunikasi. Misalnya saja Buku, Koran, Acara pertelevisian, Siaran Radio, Website, dll. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beragam bahasa dan budaya, maka harus ada bahasa pemersatu diantara semua itu. Hal ini juga berkaitan dengan Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.

4. Bahasa Indonesia sebagai Alat pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.

Sebagai Bahasa Negara

Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta. Dikemukakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah :

1.Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.

Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.

2.Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.

Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek)

3.Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.

Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.

4.Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.

Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti

Ragam Pidato

Ragam Pidato
Peranan Pidato
Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang. Dalam sejarah umat manusi adapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan mengubah sejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa. Penyajian lisan dapat berguna bagi masyarakat, untuk mengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan lebih luhur. Tetapi sebaiknya keahlian bicara itu menenggelamkan umat manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya. Sebab itu sebagai seorang mahasiswa harus berusaha pula memiliki kemahiran mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat penyajian lisan, bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar, tetapi disamping itu menghendaki pula persyaratan-persyaratan lain.
Metode penyajian oral
Persiapan-persiapan yang diadakan pada waktu menyusun sebuah komposisi untuk disampaikan secara lisan pada umunya sama dengan perispan sebuah kompetisi tertulis.Terdapat perbedaan dikeduanya yaitu:
1.Dalam penyajian lisan perlu diperhatikan gerak gerik,sikap,hubungan langsung dan hadirin, sedangkan dalam komposisi tertulis sama sekali tidaj diperhitungkan.
2.Dalam penyajian lisan tidak ada kebebasan bagi pendengar untuk memilih mana yang harus didahulukan mana yang diabaikan,ia harus mendengar seluruh uraian.dalam komposisi tertulis pembaca bebas memilih mana yang dianggap paling menarik.
Ada 4 macam metode penyajian lisan:
1. Metode impromptu adalah metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat.tidak ada perisapan sama sekali,berbicara secara spontanitas.
2. Metode menghafal adalah penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan,tetapi ditulis secara lengkap lalu diahafal kata demi kata.
3. Metode naskah adalah metode ini jarang dipakai kecuali dalam pidato resmi atau pidato radio.metode ini sifatnya masih kaku,karena bila tidak mengadakan latihan cukup maka pembicara seolah olah menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar.
4. Metode ekstemporan adalah metode ini dianjurkan karena metode jalan tengah,uraian yang dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan penting.
Persiapan penyajian lisan adalah persiapan yang dilakukan untuk sebuah komposisi lisan sama saja dengan menyiapkan komposisi tertulis.persiapan untuk penyajian lisan dapat dilihat melalui ketujuh langkah:
*Meneliti masalah : 1. menetukan maksud,2.menganalisa pendengar dan situasi,3.memilih dan menyempitkan topik
*Menyusun uraian: 4. mengumpulkan bahan,5. membuat kerangka uraian,6. menguraikan secara mendetail.
*Mengadakan latihan: 7. melatih dengan suara nyaring.
Menentukan maksud dan topik
   setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang ingin disampaikan kepada hadirin,dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. sebab itu dalam menetukan maksud sebuah uraian lisan pembicara harus selalu memikirkan tanggapan apa yang diinginkan dari para pendengar.
topik pembicaraan dan tujuannya dua hal yang tidak dapat dipisahkan stu dari yang lain. topik dan tujuan merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud tema itu sendiri,dan kedua , topik dan tujuan bertalian sangat eratdengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar.

Tuesday, November 8, 2011

pengaruh Cyberbully

Di bulan Desember 2009 lalu terjadi sebuah peristiwa unik dan diwartakan di salah satu media massa nasional. Seorang remaja terlibat dalam perkelahian dengan remaja lainnya. Sebenarnya peristiwa ini bukan sebuah hal luar biasa. Yang membedakan dengan pertikaian remaja lainnya adalah awal pertikaian dimulai di media maya Facebook.

Dengan awal saling mengejek dan mengancam yang berujung dengan ajakan berkelahi kedua pihak akhirnya mewujudkannya. Selanjutnya adalah pengaduan dari salah satu pelaku kepada pihak berwajib. Menarik untuk dikaji, bahwa media maya jejaring sosial seperti Facebook kini mulai digunakan sebagai media yang berdampak buruk bagi penggunanya di Indonesia. Memang sepenuhnya tergantung kepada masing-masing individu pengguna yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada penggunaan dari media tersebut, namun peristiwa ini menambah deret peristiwa baru di tanah air yang menggambarkan penetrasi dan dampak sistus jejaring sosial.
Jika sebelumnya Facebook digunakan untuk menggalang kekuatan publik untuk melawan ketidak adilan yang menimpa Prita dengan gerakan 1.000.000 Facebookers untuk Prita, kini muncul kekhawatiran trend penggunaan Facebook untuk intimidasi atau provokasi. Beberapa contoh kasus lebih ekstrim sudah lebih dahulu terjadi oleh pemakai luar negeri. Sebenarnya model intimidasi di dunia maya sudah dikenal dengan istilah Cyberbullying. Hanya saja biasanya dilakukan di media maya yang sudah populer sebelumnya seperti chatting dan forum. Tampaknya model baru dengan memanfaatkan wall message di Facebook menjadi tanda merambahnya tindak kekerasan yang dimulai dengan ancaman secara tertulis. Pelakunya umumnya remaja walaupun ada juga dari kalangan orang yang lebih dewasa.
Cyberbully
Istilah "cyberbullying" pertama kali diciptakan dan didefinisikan oleh Bill Belsey , sebagai "penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung disengaja, perilaku berulang, dan bermusuhan oleh seorang individu atau kelompok, yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain." 
Cyber-bullying telah kemudian telah didefinisikan sebagai "ketika Internet, ponsel atau perangkat lain yang digunakan untuk mengirim atau mengirim teks atau gambar yang dimaksudkan untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain".  Peneliti lain menggunakan bahasa yang mirip untuk menggambarkan fenomena tersebut. 
Cyber-bullying dapat sesederhana terus mengirim e-mail ke seseorang yang telah mengatakan mereka tidak menginginkan kontak lebih lanjut dengan pengirim, tetapi juga dapat mencakup ancaman , komentar seksual, label merendahkan (yaitu, kebencian ), bersekongkol di korban dengan membuat mereka menjadi bahan ejekan di forum, dan posting laporan palsu sebagai fakta ditujukan penghinaan.

Hal – hal penyebab cyberbully :
penyebab terjadinya cyberbullying bisa jadi karena dendam, kemarahan atau perasaan frustasi. Bisa juga karena pelaku memang tidak punya kerjaan, sedangkan ‘mainan’ berbau teknologi banyak tersedia di sekeliling mereka jadinya iseng dan ingin mencari keributan. Atau bisa jadi, pelaku adalah orang-orang yang di kehidupan nyatanya termasuk golongan ‘nggak dianggap’ atau tidak punya kekuatan, dengan melakukan cyber-bullying mereka merasakan bagaimana rasanya jadi ‘orang yang berkuasa’.
Contoh – contoh kasus cyberbully=
Contoh dari kasus cyber-bullying adalah kasus Ophi A Bubu. Kalau ada yang belum tahu Ophi A Bubu siapa, dia adalah seorang remaja yang gemar menulis dengan bahasa Alay di notes-notes Facebook-nya. Untuk saya pribadi, tulisan dengan bahasa ini cukup ganggu, karena saya nggak terbiasa membaca ‘aku’ jadi ‘aquwh’, ‘kamu’ jadi ‘kmuwh’, ‘mau’ jadi ‘mawh’ etc. Ophi A Bubu ini mendadak kondang karena catatannya, sampai-sampai entah siapa ada yang dengan niatnya membuat semacam fanpage, yang tentunya isinya celaan-celaan sadistis.
http://samuelhenry.com/facebook-cyberbullying

Friday, October 28, 2011

Jejaring sosial

Jejaring sosial atau sanekane adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.
Analisis jaringan sanekane memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sanekane beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.
Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sanekane adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial aktor individu. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.
kelebihan dari Jejaring Social adalah :

1. Kita bisa menjalin silahturahmi antara sesama teman kita dimana saja. tanpa harus bertatap muka atau berkontak fisik secara langsung.

2. Kita bisa mendapatkan banyak temen, terutama untuk memperluas pergaulan kita.

3. terkadang dengan jejaring social, kita bisa bertemu dengan teman lama yang sudah lama tidak pernah ketemu. bahkan sampai lost contact.

4. Kita bisa menambah ilmu pengetahuan, misalnya (kita bisa mendesign - design layout dari jejaring social kita atau bisa membuat aplikasi dan kemudian di share ke teman-teman kalian lewat jejaring social).

5. terkadang lebih cepat mendapatkan informasi, terutama apabila anda mempunyai account twitter. karena account tersebut lebih mudah untuk menyampaikan informasi yang sedang in (terbaru).

6. Dapat di gunakan ajang promosi bagi band-band atau artis dalam memprosikan album atau film mereka.



Kekurang Jejaring social :

1. Sering di salah gunakan oleh oknum-oknum yang tidak benar untuk melakukan tindakan kriminal.(misalnya : di gunakan untuk ajang penipuan berkedo pertemanan , kemudian setelah sudah kemakan hasutan pelaku. orang tersebut bisa di jual (jd PSK) atau di culik)

2. Banyak sekali account account palsu yang mengaku dirinya seorang artis atau apa gtue. dan terkadang itu bisa di jadikan salah satu object perusakan nama baik seseorang.

3. Terkadang jejaring social sering menyebabkan virus-virus yang dapat merusak komputer.

Ragam bahasa

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Jenis ragam bahasa

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
  • Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahasa yang digunakan pada undang-undang yang diberlakukan untuk hukum di indonesia.
  • Ragam bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa yang digunakan para wartawan untuk menyampaikan beritanya. Jurnalistik mempunyai beberapa bagian yaitu jurnalistik media cetak dan jurnalistik media elektronik. Jurnalistik elektronik sendiri masih dibagi lagi menjadi jurnalistik yang bersifat audio ( radio ) dan jurnalistik yang bersifat audio visual ( televisi ). Namun, seturut perkembangan teknologi, kini muncul jurnalistik cyber atau jurnalistik yang dapat diakses melalui fasilitas internet.
  • Ragam bahasa ilmiah adalah ragam bahasa yang menggunakan penggunaan pengejaan dan tanda baca yang benar.
  • Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang digunakan biasa pada cerpen,puisi ataupun jenis-jenis yang lainnya yang mengandung sastra dari bahasa Indonesia.
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
  1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa cakapan adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
    • Ragam bahasa pidato adalah ragam bahasa yang digunakan saat membacakan pidato dimuka umum.Biasanya pidato berisi penegasan kalimat untuk bias diterima si pendengar.
    • Ragam bahasa kuliah adalah ragam bahasa yang digunakan pada saat kuliah yaitu pada saat pembelajaran antar mahasiswa dan dosennya.
    • Ragam bahasa panggung adalah ragam bahasa yang digunakan seseorang saat dpanggung ketika mengsi acara hiburan lain agar bias diterima penonton.
  2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa teknis adalah ragam bahasa yang dilakukan mengenai teknis atau cara penulisan yang dicontohkan misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
    • Ragam bahasa undang-undang adalah ragam bahasa yang mnggunakan komunikasi yang resmi.
    • Ragam bahasa catatan adalah ragam bahasa yang singkat yang diperuntukkan untuk pengingat sesuatu.
    • Ragam bahasa surat adalah ragam bahasa yang dituliskan pada sehelai kertas yang biasanya diberitahukan mengenai kabar atau sejenisnya yang berfungsi untuk memberikan informasi.
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
  • Ragam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan pada saat yang resmi.biasanya berbicara pada atasan.
  • Ragam bahasa akrab adalah ragam bahasa yang biasa digunakan saat berbicara dengan kerabat dekat.
  • Ragam bahasa agak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan pada orang tua atau pun kepada orang lain yang dilihat lebih tua.
  • Ragam bahasa santai adalah ragam bahsa yang biasa dipakai sehari-hari kepada teman ataupun kepada orang lain yang dianggap dekat.